Senin, 28 November 2011

WHITISH

Whitish or Fluor Albus is a condition where excess fluid out of the vagina. Whitish can be divided into 2 parts whitish normal (physiological) and vaginal discharge abnormal (pathological). Vaginal discharge that is not a disease (physiological) can happen to any girl. Usually the liquid that comes out clear, colorless, odorless and does not itch. This amount of fluid can be a little whitish or quite a lot, occurred before and after menstruation, when sexually aroused or when you're stressed. Sometimes we also experience vaginal discharge that teenagers just before puberty, usually these symptoms will disappear by itself
Whitish symptoms :
·         discharge yellowish white or grayish white of the vaginal canal. This fluid can be thin or thick, and sometimes frothy. Perhaps this phenomenon is a normal process before or after menstruation in certain women..
·         In certain patients, there is intense itching that accompanies it.
Normal vaginal discharge is usually not accompanied by itching. Whitish also be experienced by women who are too tired or poor immune systems. Most of the liquid coming from the cervix, despite coming from an infected vagina, or external genitalia.

KEPUTIHAN


Keputihan atau Fluor Albus merupakan suatu kondisi dimana cairan yang berlebihan keluar dari vagina. Keputihan dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu keputihan normal (fisiologis) dan keputihan abnormal (patologis). Keputihan yang bukan merupakan penyakit (fisiologis) dapat saja terjadi pada setiap cewek. Biasanya cairan yang keluar bening, tidak berwarna, tidak berbau dan tidak gatal. Cairan keputihan ini jumlahnya bisa sedikit atau cukup banyak, terjadi sebelum dan sesudah menstruasi, pada saat terangsang secara seksual atau ketika sedang stress. Terkadang juga kita yang remaja mengalami keputihan sesaat sebelum masa pubertas, biasanya gejala ini akan hilang dengan sendirinya.
Gejala Keputihan
  • Keluarnya cairan berwarna putih kekuningan atau putih kelabu dari saluran vagina. Cairan ini dapat encer atau kental, dan kadang-kadang berbusa. Mungkin gejala ini merupakan proses normal sebelum atau sesudah haid pada wanita tertentu.
  • Pada penderita tertentu, terdapat rasa gatal yang menyertainya.
Biasanya keputihan yang normal tidak disertai dengan rasa gatal. Keputihan juga dapat dialami oleh wanita yang terlalu lelah atau yang daya tahan tubuhnya lemah. Sebagian besar cairan tersebut berasal dari leher rahim, walaupun ada yang berasal dari vagina yang terinfeksi, atau alat kelamin luar.
Menurut dr. Sugi Suhandi, spesialis Kebidanan dan Penyakit Kandungan RS Mitra Kemayoran Jakarta, keputihan (flour albus) adalah cairan yang berlebihan yang keluar dari vagina. Keputihan bisa bersifat fisiologis (dalam keadaan normal) namun bisa juga bersifat patologis (karena penyakit). Dan keputihan tidak mengenal batasan usia. Berapa pun usia seorang wanita, bisa terkena keputihan.
Bila ingin terhindar dari keputihan, Anda mesti menjaga kebersihan daerah sensitif itu. Kebersihan organ kewanitaan hendaknya sejak bangun tidur dan mandi pagi. Bagaimana caranya?

Berikut Tip yang dapat dilakukan:
1.      Bersihkan organ intim dengan pembersih yang tidak mengganggu kestabilan pH di sekitar vgina. Salah satunya produk pembersih yang terbuat dari bahan dasar susu. Produk seperti ini mampu menjaga seimbangan pH sekaligus meningkatkan pertumbuhan flora normal dan menekan pertumbuhan bakteri yang tak bersahabat. Sabun antiseptik biasa umumnya bersifat keras dan dapat flora normal di vgina. Ini tidak menguntungkan bagi kesehatan vgina dalam jangka panjang.
2.      Hindari pemakaian bedak pada organ kewanitaan dengan tujuan agar vgina harum dan kering sepanjang hari. Bedak memiliki partikel-partikel halus yang mudah terselip disana-sini dan akhirnya mengundang jamur dan bakteri bersarang di tempat itu.
3.      Selalu keringkan bagian ms v sebelum berpakaian.
4.      Gunakan celana dalam yang kering. Seandainya basah atau lembab, usahakan cepat mengganti dengan yang bersih dan belum dipakai. Tak ada salahnya Anda membawa cadangan celana dalam tas kecil untuk berjaga-jaga manakala perlu menggantinya.
5.      Gunakan celana dalam yang bahannya menyerap keringat, seperti katun. Celana dari bahan satin atau bahan sintetik lain membuat suasana disekitar organ intim panas dan lembab.
6.      Pakaian luar juga perlu diperhatikan. Celana jeans tidak dianjurkan karena pori-porinya sangat rapat. Pilihlah seperti rok atau celana bahan non-jeans agar sirkulasi udara di sekitar organ intim bergerak leluasa.
7.      Ketika haid, sering-seringlah berganti pembalut
8.      Gunakan panty liner disaat perlu saja. Jangan terlalu lama. Misalkan saat bepergian ke luar rumah dan lepaskan sekembalinya Anda dirumah.
Istilah keputihan acap kali digunakan sebagai referensi umum untuk sekresi vaginal, baik yang normal maupun abnormal. Karena tidak ada istilah lain dalam bahasa Indonesia yang umum dipakai untuk sekresi vaginal. Hal ini menimbulkan kerancuan di masyarakat.
Selain itu, pilihlah produk pembersih kewanitaan yang bebas dari bahan pewangi dan zat-zat kimia lainnya, agar tidak memperparah keputihan.